Ad Home

Translate

Facebook

banner image

FB

Most Viewed

Saturday, March 2, 2013

Proses membesarkan anakan murai


Umumnya apabila telur yang telah dibuahin itu menetas bisa dilihat dari kulit telur tersebut berserakan dibawah disekitar kotak sarangnya. Ada 2 cara untuk membesarkan anakan murai yaitu pertama kita biarkan si indukan melolohnya sendiri, untuk yang ini tidak perlu kita bahas lagi karena indukannya sudah lebih pinter dari kita. Cuma yang perlu di ingat kita tambahkan porsi makananya (Extra Fooding), masih mending lebih dari pada kekurangan, di tempat kami apabila si indukan lagi punya anakan misalnya 3 ekor maka pemberian jangkrik bisa mencapai diatas 125 ekor per hari.

Perkiraannya indukan jantan mengkonsumsi 30 ekor jangkrik/hari begitu juga dengan indukan betinanya jadi untuk keduanya saja sudah membutuhkan 60 ekor jangkrik/hari, untuk masing-masing anakannya (usia diatas 1 minggu) kita perkirakan 15-20 ekor jadi tiga anakan sudah kelihatan 60 ekor jangkrik lagi, total keseluruhan 120 ekor jangkrik/hari. Disamping jangkrik perlu kita tambahkan kroto, cacing dan yang paling bagus menurut hemat kami belalang hijau sebagai asupan makanan serat karena seperti yang kita ketahui belalang hijau selalu mengkonsumsi daun-daunan.
 
Memang methode “diloloh indukannya” adalah methode paling tidak merepotkan bagi penangkar, terutama penangkar yang memiliki kandang ternak dalam jumlah yang besar. Methode ke dua adalah diloloh oleh manusia, umumnya anakan dipanen setelah usia 8 harian atau bulu sayapnya baru tumbuh bulu paku, setelah di panen anakan murai ditaruh di dalam kotak (LxPxT = 25x25x25 cm) yang fungsinya sebagai inkubator tapi tanpa lampu di dalamnya kemudian kotak-kotak tersebut kita taruh di satu ruangan yang kita pasangin lampu sesuai kebutuhan jadi kami taruh lampunya diluar kotaknya karena udara di Jatibarang sendiri sudah selalu cukup panas, mungkin kalau posisinya di Bandung, Malang ceritanya bisa lain. Methode kedua ini perlu waktu luang yang banyak karena di minggu pertama setelah dipanen si burung dilolohnya setiap 1 jam sekali, intinya pemberian makan anakan di usia 3 minggu pertama harus disiplin, jadi setiap memberikan makanan (meloloh) jangan terlalu kenyang meskipun si anakan masih mau menerima makanan tapi juga jangan sampai kelaparan maka dari itu lebih baik sering tetapi porsinya asal cukup saja, solusinya yah terpaksa setiap jam kita harus melolohnya.
 
Setelah usia diatas 3 minggu baru porsi makanannya kita tambahkan yang otomatis frekuensi melolohnya juga di kurangin, bisa dilakukan setiap 2 jam sekali. Cukup merepotkan yah tetapi kalau sudah dijalankan akan mengasyikan juga. Menu makanan di minggu pertama setelah di panen pemberian full kroto adalah WAJIB, kroto tersebut kita campuri voor yang sudah di blender atau di tumbuk halus sedikit saja kemudian diseduh dengan air panas. Mengapa dengan air panas??? Tidak lain karena faktor keamanan makanan saja untuk menghindari si burung kena diare dan agar voornya lebih cepat mengembang, di tempat kami kita loloh anakan 3 sampai paling banyak 4 suap saja tergantung dari usia anakan tersebut. Setelah usia diatas 3 minggu kita tingkatkan menjadi 5 sampai 6 suap.
 
Di usia 1 bulan kita mulai mendidik anakan-anakan tersebut agar bisa mandiri makan sendiri (dalam hal ini jangkrik), untuk kroto segar bisa kita berikan di siang hari tetapi melolohnya jangan sampai langsung diputus. Sembari dipantau perlahan-lahan kita kurangin frekuensi melolohnya agar supaya si burung merasa agak lapar, yang kita harapkan akhirnya si burung mau belajar melahap jangkrik atau kroto yang sudah kita sajikan. Penjemuran paling ideal untuk anakan umumnya antara jam 08.00 – jam 10.00 tapi itu juga tergantung faktor cuaca dan tidak usah terlalu lama, ancer-ancernya jika paruh si burung sudah membuka dan gelisah langsung kita angkat saja kemudian kita adem-ademkan dulu secukupnya baru setelah itu dikerodong kembali. Meskipun udara panas tetapi angin agak kencang kami sarankan lebih baik jangan dikeluarkan karena burung murai, sekalipun murai dewasa, paling rentan terhadap angin.
 
Untuk anakan murai, apalagi hasil lolohan manusia, lebih baik sehari-harinya full kerodong saja karena risiko menjadi jinaknya lebih besar ketimbang hasil loloh indukannya sendiri. Pilih kain kerodong yang berwarna terang/cerah tapi tidak tembus pandang, misal warna hijau muda atau biru muda, warna gelap misal hitam atau biru tua bisa membuat si burung menjadi stres. Penempatan sangkar anakan di dalam rumah lebih baik digantang setinggi mungkin atau agak tinggi dan yang jarang di lalui manusia agar supaya si burung tetap menjadi liar. Jangan terlalu disayang-sayang karena burung murai adalah burung fighter jadi harus terlatih mentalnya semenjak kecil.

Sklbirdfarm.com
 
 
 

0 komentar:

Post a Comment

Blog Archive

Labels