Ad Home

Translate

Facebook

banner image

FB

Most Viewed

Tuesday, March 19, 2013

Memaksimalkan hasil pada ternak kroto

Rata-rata teman-teman peternak kroto pemula terhambat perjalanan dalam menangkar semut rangrang di akibatkan karena masalah rak,yang kalau di tinjau dari sisi tingkat keamanan dan kenyamanan kurang memadai bahkan bisa saya katakan tidak ada.

Dengan memakai rak pengaman dan fungsi ganda di harapan target capaian dalam panen / goal akhir bisa maksimal.  (Menghasilkan kroto melimpah dengan kualitas unggul)
Rak pengaman dan fungsi ganda seperti postingan sebelumnya adalah desain rak yang kami rancang dengan menggabungkan dua media ternak kroto. Yakni media bambu dan media toples plastik (Sealware)
Kedua media ternak tersebut memang dalam pejalanannya mempunyai sisi kelebihan dan kekurangan. Sisi kelebihan dan kekurangan media ternak (Bambu dan toples) ini saya gabungkan dan kami bumbuhi tingkat keamanan ganda. Maka tercipta rak pengaman dan fungsi ganda.
Berikut kami akan menjabarkan kelebihan dan kekurangan media ternak bambu dan media ternak toples.


MEDIA TERNAK BAMBU

    Pada media ternak bambu akan kita dapatkan perkembangan koloni yang cukup cepat jika di bandingkan media toples. Hal ini di pengaruhi oleh tingkat derajat keasaman / pH (pH = potenz Hydrogen) hampir mendekati netral. Pada tingkat kondisi keasaman yang netral ini koloni semut rangrang bisa memaksimalkan semua fungsi zat feromon.Terutama feromon seks.
    Sebelum di lanjutkan saya akan membuat pondasi dulu biar mudah di pahami.

    Apa sih zat Feromon itu ?

    Disarikan dari:
    Wyatt, T.D. Fifty years of pheromones. Nature 457, 262-263
    Feromon (Pheromone) berasal dari bahasa latin; pherein yang artinya memindahkan, dan hormone yang artinya mencetuskan. Sekilas feromon mempunyai bunyi yang sama dengan hormon, untuk menekankan arti bahwa feromon memang mempunyai beberapa kemiripan dengan hormon. Feromon seperti laiknya hormon bersifat spesifik dan aktif dalam hitungan menit.

    Definisi feromon adalah senyawa yang disekresikan oleh satu individu dan diterima oleh individu lain pada spesies yang sama, di mana mereka akan memberikan reaksi yang spesifik, seperti misalnya perubahan perilaku atau proses perkembangan dan pertumbuhan.

    Banyak sekali jenis zat feromon dengan berbagai fungsi serta kegunaan. Pada postingan kali ini saya akan menekankan feromon seks pada koloni semut rangrang. 
    Kenapa feromon seks? karena feromon ini jika berfungsi maksimal hasil akhir yang di dapatkan adalah telur-telur (kroto) semut rangrang dalam jumlah besar. Kalau di biarkan akan menjadi spesies baru. (Bertambahnya koloni)
    Kembali pada media ternak bambu, karena bambu mempunyai tingkat keasaman yang hampir mendekati nol di mana keadaan ini sangat mendukung koloni semut rangrang bisa memaksimalkan fungsi zat yang di miliki (Feromon seks) untuk tebar pesona, menarik perhatian satu di antara yang lain sehingga memungkinkan terjadinya perkawinan massal (perkawinan ala gangbang)
    Simpulan : Media bambu memberikan suasana nyaman di karenakan mempunyai derajat keasaman yang mendekati nol sehinggah koloni semut rangrang bisa memaksimalkan zat feromon yang mereka miliki untuk tebar pesona. setalah terjadi terbar pesona satu diantara yang lain timbul perkawinan massal / gangbang. Maka akan kita dapati gundukan telur banyak. Dan kalau di biarkan kroto ini akan menjadi semut kecil / semut muda Hasil akhirnya koloni kita akan bertambah. ( Semoga faham penjelasan saya )

    Sekarang mari kita bahas masalah media bambu ini dari sudut kekurangannya versi peternak kroto.

    Kekurangannya media bambu ini adalah pada saat kita akan memanen. Seperti sudah saya utarakan di atas bahwa zat feromon yang di miliki semut rangrang bukan hanya satu jenis tapi banyak jenis dengan berbagai fungsi dan kegunaan. Salah satunya adalah feromon yang di sekresikan melalui sejenis enzim dari liur semut untuk pertahanan juga menempelkan telur-telur

    (Untuk jenis feromon ini akan kita bahas dalam postingan khusus karena saya lihat ada simpang siur dalam penjelasan di dunia perkerotoan Indonesia)

    Karena derajat keasaman yang mendekati nol di tambah zat feromon pertahanan yang di miliki koloni semut mempunyai daya rekat tinggi maka telur-telur yang menempel juga susah terlepas. Di sini letak kekurangannya (versi peternak kroto) media bambu yaitu pada saat kita panen susah mengambil telur/ kroto. Kalaupun bisa di ambil telur / kroto tersebut sebagian akan rusak karena di ambil semi di paksa.


    MEDIA TERNAK TOPLES

    Untuk media ternak toples, saya ambil patoakan untuk penjelasan yakni toples plastik (Sealware) yang di buat rata-rata dari hasil daur ulang biji plastik.
    Dari sudut kelebihannya jelas kita mudah memantau perkembangan koloni semut tangkaran kita. Kita bisa secepatnya mengambil tindakan jika terjadi hal- hal yang akan menghambat proses tangkaran kita seperti terjadinya perkelahian sesama koloni.Begitu pula saat panen kita akan mudah dalam memanen karena sifat plastik yang susah menyatu dengan feromon yang di miliki semut rangrang sehingga daya rekat lebih rapuh di bandingkan media bambu. Berimbas memudahkan kita dalam memanen. Tinggal kipas sedikit kroto akan terpisah dari induknya.
    Sisi kekurangan media toples juga jelas, kebalikan dari media bambu yakni agak lambat untuk proses perkembangbiakan jika di sejajarkan dengan media bambu.
    Simpulan Media Bambu : Lebih mudah pengawasan, karena media transparan serta dalam proses pemanenan lebih mudah. Kekurangannya agak lambat untuk proses perkembangbiakan, hal ini di karenakan sifat plastik yang tidak sejalan dengan feromon koloni semut.
    Jalan terbaiksebelum kita bisa membuat sintesis feromon juga membuat kondisi derajat keasaman / pH toples mendekati nol adalah dengan menggabungkan media ternak bambu dengan media ternak toples tetapi dari sisi keamanan dan kenyamanan dapat kita dapatkan adalah dengan membuat rak dengan pengaman dan fungsi ganda.       

    Bambu yang terdiri dari beberapa ruas (buku) apakah di setiap ruas (buku) tersebut di kasih lubang atau ruas bambu di hilangkan agar menyerupai batang pipa?
    Jawabannya 
    1. Ambil bambu utuh dengan ciri tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering. Hal ini untuk mendapatkan derajat keasaman mendekati nol atau kalau ada alat pH Meter dapat di fungsikan. Bisa juga memakai kertas Lakmus.Daripada ribet pakai cara sederhana saya yaitu cari bambu yang tidak basah juga tidak kering cukup.
    2. Belah bambu menjadi dua bagian, kalau stok bambu sedikit letakkan belahan itu seperti gambar di atas. Atau jika stok bambu banyak bersihkan sekat antar ruas ( buku ) sisakan yang paling ujung.Satukan lagi lalu pasang seperti gambar di atas.
    3. Jangan lupa melubangi di sepanjang ruas bambu bagian atas atau samping untuk pintu keluar masuk. ( Jika memakai belahan tidak usah di lubangi tinggal di letakkan dan di ikat saja. )

    2. Apakah media bambu bisa di ganti dengan media yang lain, contohnya pipa paralon?
      
    Jawabannya

    Media bambu tidak bisa di ganti dengan media paralon ( Nanti jadinya jeruk minum jeruk = plastik ketemu plastik = paralon ketemu toples ) tetapi ada media lain yang lebih optimal ( Masih dalam uji coba )

    3. Bagaimana cara panen kroto pada bambu tersebut?
    Jawabannya
    Pada rak pengaman dan fungsi ganda koloni semut yang bersarang pada media bambu tidak usah di panen karena secara otomatis kelebihan kroto yang ada di bambu jika tidak muat akan dengan sendirinya di boyong semut pekerja masuk toples. 
    Demikian teman-teman postingan kali ini tentang Tips Ternak Kroto Maksimal yang isinya lebih saya tekankan pada penjabaran rak ternak kroto dengan pengaman serta fungsi ganda. Harapan meski sedikit yang kami tahu semoga bisa bermanfaat 

    0 komentar:

    Post a Comment

    Blog Archive

    Labels