Ad Home

Translate

Facebook

banner image

FB

Most Viewed

Friday, March 15, 2013

Menghasilkan Puluhan Juta Dari Bisnis Lovebird


Burung LovebirdBISNIS LOVEBIRD — Menyalurkan hobi tidak hanya mendapatkan kesenangan, tetapi banjir rezeki juga bisa datang dari kegiatan yang satu ini. Ternak  Burung Mungil Lovebird ini menjadi jalur sukses bagi kakak beradik Ardi Wijaya (36) dan Arif Susilo (32) , dengan bendera Pendawa Manuk Farm mereka menekuni usaha peternakan lovebird di Jalan Rahayu Dusun V Tanjungbaru Kecamatan Tanjungmorawa, Medan. Awal bisnis ternak Lovebird mereka memang berangkat dari hobi yang ditekuni secara serius, hingga menjadi bisnis yang menghasilkan puluhan juta rupiah.

Menurut Ardi , dia suka lovebird karena bulunya yang halus, warna yang beraneka ragam, bentuk paruh mungil seperti paruh kakaktua dan kicauan yang merdu. Tidak hanya kalangan pecinta burung saja yang suka dengan Lovebird, orang awampun menyukai keindahan burung asal Afrika ini.
Awal mereka menekuni usaha ternak Lovebird ini,dari sebuah kontes burung, mereka membeli sepasang lovebird yang sudah mulai produksi. Dari sepasang burung seharga Rp 6 juta itu, Icik mempelajari cara budidaya lovebird. Pengetahuan didapat dari buku, bertukar informasi dengan sesama peternak burung dan penjual pakan, serta eksperimen.

Pasar Burung Lovebird

Sistem penjualannya, kata dia, terkadang seperti lelang. Misalkan, anak lovebird jenis lutino, saat baru menetas diminta calon pembeli. Sebagai peternak, tidak pernah mau menerima panjar sebagai ikatan transaksi. Sebab, masih terbuka ada tawaran yang lebih tinggi. Sistem itu berlaku juga untuk jenis lain. Jenis Ficheri yang biasa dijual seharga Rp 400.000 itu bisa naik mencapai Rp 12 juta, jika kualitasnya baik. “Memang Ficheri yang paling murah. Tapi, kalau menang kontes, harganya melambung. Jenis ini yang suaranya paling kuat,” ungkapnya.

Mengenai pasar, Icik tidak pernah bingung, karena pembeli selalu datang. Pembelinya bisa agen-agen burung, pencinta burung dan masyarakat biasa.
Harga burung lovebird akan semakin tinggi jika burung sudah berpasangan. Harganya bisa naik hampir dua kali lipat, sekitar Rp 4 juta sampai Rp 6juta. “Kalau baik produksinya, mencapai Rp 10 juta per pasang,” jelas Icik.

Ternak Lovebird Mudah Dilakukan

Menurut mereka usaha ternak Lovebird bisa dibilang tidak sulit dan tidak memerlukan biaya yang mahal. Sepasang lovebird menghabiskan sekitar Rp 1.000 per hari untuk pakan. Sebulan Icik mengeluarkan Rp 1juta untuk mengasuh 34 pasang lovebird-nya. Biaya itu untuk membeli milet merah dan putih yang menjadi pakan utama dari biji-bijian, padi emas, padi beras merah dan biji bunga matahari.

Selain itu, lovebird diberi asupan tambahan lain berupa sayuran seperti sawi, taoge, kangkung dan jagung muda. Tambahan kalsium untuk penguat paruh disediakan tulang sotong, yang dapat diganti dengan batu kapur atau batu bata.
Untuk obat-obatan dan vitamin, menghabiskan biaya Rp 500.000 per empat bulan. Biaya ini tentatif, sesuai kebutuhan lovebird. Apakah kurang vitamin, atau terkena penyakit seperti cacingan dan sakit mata.

Sedangkan untuk kandang ukuran 40 cm X 60 Cm dan tinggi 50cm bisa dibeli dengan harga Rp 175.000, sudah termasuk kandang glodok tempat bertelur, tempat air minum dan pakan.
ovebird mulai produksi pada usia 7-8 bulan. Namun, produksi awal biasanya kurang baik. Kualitas produksi lovebird umumnya pada saat induk berusia 1-3 tahun. Melewati usia 3 tahun, kualitas akan berkurang. Telur dari induk berkualitas bisa mencapai enam butir. Sebagian dipindah dan dieramkan oleh babon yang usianya bisa sampai 15 tahun.

Tujuannya, jika telur ditetaskan sampai 6 butir, induk akan kelelahan memberi makan enam ekor anaknya. “Ini bisa menjadi trauma induk. Bahkan “ngetrek” atau tidak produksi untuk sementara. Kalau anak diasuh 2 sampai 3 ekor, induk akan lebih santai,” jelasnya.

Lovebird bertelur setelah 4 hari usai kawin. Setelah 7 – 8 minggu mengasuh anak, induk dan anak bisa dipisah, karena anak lovebird sudah mandiri. Sedangkan induk kembali produksi setelah 2 minggu dipisahkan. Produksi bisa juga lebih panjang dari waktu normal. “Kalau masa lama tidak bertelur, menu makan diubah. Dikasih asupan sayur-sayuran yang bisa menaikkan birahi seperti taoge dan sawi,” jelasnya.

Sumber :
Galeriukm.com 


0 komentar:

Post a Comment

Blog Archive

Labels